Selasa, 16 Maret 2010

MANAJEMEN; SOLUSI INPUT PROSES DAN OUTPUT

Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Cermati lagi kata-kata awal tadi yaitu kata-kata “sangat penting dalam sebuah organisasi. Sepenting apakah manajemen?
Bahkan perusahaan terkenal yang sukses bisa bangkrut karena manajemen yang buruk sehingga mesti ada pergantian pemilik perusahaan. Tidak perlu disebutkanlah apa nama perusahaan itu, yang penting apa yang bisa diambil di dalamnya. Bisa sampai-sampai rugi besar pemilik awal perusahaan tersebut hanya karena kurang mengenal pentingnya manajemen. Saya tekankan lagi disini yaitu”kurang mengenal pentingnya manajemen”. Karena pada dasarnya setiap orang bisa melaksanakan manajemen. Setiap orang pasti bisa mengambil keputusan. Tetapi yang belum ada mungkin dengan sikap apa? Dengan cara apa? Apa dia emosi? Dalam pengambilan keputusan tersebut. Untuk itu mari kita membuka lagi definisi manajemen agar lebih paham dan bisa untuk mempraktekkannya.

Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang lain. (George Terry).
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lain yang ada dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (James Stoner).

Beberapa definisi manajemen diatas bisa diambil kesimpulan bahwa manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan. Tujuan dimana goal dari apa yang kita inginkan sesuai dengan visi misi yang telah kita buat. Sehingga dalam pencapaian tujuannya ada langkah sederhana tetapi sangat penting menurut Terry, yaitu INPUT, PROSES, OUTPUT.

Input bisa menjadi satu hal dasar yang akan menghasilkan banyak pertimbangan. Input menjadi langkah awal seseorang untuk melangkah kedepannya. Komponen input yang sangat terkenal menurut Terry ada Man, Money, Material, Method. Dari kata “man” muncul sebuah pembelajaran manajemen sumber daya mansia. Dari kata “money” muncul pembelajaran manajemen keuangan. Dari kata “material” muncul pembelajaran manajemen logistik. Dari kata “method” muncul system informasi manajemen, how to manajemen? Dan lain sebagainya. Solusinya dari permasalahan input dengan pengaturan 4 M tadi maka al hasil organisasi akan dapat berjalan dengan baik. Pelajari dan renungkanlah itu baik-baik.

Proses merupakan langkah kerja kita. Setelah kita merencanakan input dari 4 M tadi dengan visi misi yang akan kita buat untuk organisasi kita, alasan, tujuan, serta goal akhir. Mari sekrang saatnya melangkah. Dengan menggunakan ilmu entrepreneur kita, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengatasi segala permasalahan yang mungkin terjadi, serta sikap dalam pengambilan keputusan, maka solusi dari proses ini akan bisa teratasi. Berbeda dengan input, proses tidak bisa hanya dituliskan secara teori, mesti prsaktek. Sekali lagi mesti praktek ke lapangan langsung. Karena bila belajar manejemen dari sisi inputnya saja. Hanya teori-teori abstrak yang akan kita dapatkan. Bahkan teori-teori yang tidak pasti tersebut bisa bikin kita “mual”. Karena perputarannya hanya disekitar-sekitar situ saja. Jadi solusi seanjutnya untuk proses adalah praktekkan semua rencanamu. Lakukanlah sekarang.

Output atau hasil. Bisa gagal, berhasil, sesuai tujuan, menyimpang dari perencanaan awal. Tetapi semua itu hanyalah teori. Output bukan memberi solusi,tetapi solusilah yang menghasilkan output itu sendiri dalam sebuah manajemen. Sehingga selamat bagi kalian-kalian yang telah menjadi output-output berkualitas karena kemampuan kalian yang bagus. Bagi yang gagal, pahami dan praktekkanlah sebuah manajemen tersebut. Semoga output yang saat ini hanya menjadi mimpi-mimpi besar kita. Dan itu tidak akan berhenti sebata mimpi, tetapi ada di depan kita dan dapat kita raih mimpi itu.

Kamis, 11 Maret 2010

PEMBUATAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT SEBAIKNYA BUKAN UNTUK BISNIS

Salah satu masalah kesehatan yang dari dulu hingga sekarang belum terdapat penyelesaiaannya adalah masalah obat. Masalah obat tersebut berkaitan dengan pembuatan dan pendistribusian obat yang digunakan untuk bisnis. Mengingat pentingnya obat sebagai penyembuh penyakit secara medical dan rasional, maka obat menjadi konsumsi penting bagi orang yang sakit agar menjadi sembuh. Harga obat bervariasi dari yang murah hingga yang mahal tergantung jenis dan kegunaan obat tersebut. Obat flu, batuk biasa, dan penyakit ringan lainnya masih terkesan murah dipasaran, tetapi dengan sedikit permainan pasar harga obat tersebut bisa menjadi mahal. Apalagi obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit berat seperti penyakit jantung, paru-paru, dan lain sebagainya maka harganya akan mahal apalagi bagi orang yang tidak memiliki asuransi kesehatan sehingga menannggung sendiri biaya pembelian obat. Berikut ini beberapa maslah mengenai obat yang dijadikan barang bisnis.

Pembayaran biaya obat di Rumah Sakit terkesan mahal karena pasien membayar hal-hal lain yang seharusnya tidak perlu untuk dibayar. Biaya obat tersebut terkesan mahal karena pembebanan biaya-biaya lain yang dimasukkan ke dalam anggaran obat. Biaya tersebut antara lain biaya untuk promosi obat, biaya yang diberikan kepada dokter, biaya perawatan fasilitas-fasilitas pendukung di rumah sakit seperti taman dan ruang pendukung lainnya yang sedikit biayanya dibebankan kepada obat. Dengan penambahan biaya-biaya tersebut diatas maka harga obat bisa melambung tinggi. 

 Kedua, Pihak provider bekerja sama dengan perusahaan obat tertentu agar obat yang diproduksinya laris dan pihak provider mendapatkan sebagian keuntungan dari hasil penjualan obat tersebut. Misalnya pihak provider dalam kasus ini adalah dokter. Dalam etika kedokteran memang hal tersebut dilarang, tetapi hal tersebut bisa saja dilakukan agar perusahaan obat dan provider sama-sama menerima keuntungan. Keadaan ini ditambah lagi dengan adanya asimetri informasi antara pasien yang berkunjng dang berobat ke dokter sehingga pihak pasien yang cenderung ketergantungan kepada provider. Pasien disuruh membeli obat apa saja pasti akan dilakukan demi kesembuhan pasien. Keadaan seperti ini sama halnya dengan menyamakan kesehatan sebagai sector bisnis tetapi bukan human right.

 Ketiga, Produksi obat generic semakin dibatasi pembuatannya. Pembuatan obat pasti membutuhkan biaya produksi untuk pembuatannya, tetapi bila harga penjualan obat lebih rendah daripada biaya pembuatannya maka tentu saja perusahaan tersebut akan menderita kerugian. Begitu juga masalah yang terdapat dalam obat generic. Produksi obat generic akan mengalami kerugian bila beredar terlalu banyak. Sehingga cara yang dilakukan adalah membatasi pembuatan obat generic dan membiarkan obat-obat bermerk dan mahal beredar banyak dipasaran. Tentu kondisi seperti ini akan membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih miskin hanya karena membeli obat mahal dipasaran yang sebenarnya penyakitnya dapat disembuhkan dengan obat generic yang jauh lebih murah harganya.

 Keempat, Pendistribusian obat kepada masyarkat melalui jalur Multi Level Marketing (MLM). Keadaan ini terdapat pada masyarakat yang mengonsumsi berbagai jenis suplemen dan obat kuat lainnya. Harga obat ini bila dijual biasa dengan melalui proses MLM akan menjadi jauh lebih mahal. Harga yang dijual melalui MLM bisa menjadi 3 kali lipat dari harga biasa karena penganggarannya digunakan untuk pemberian keuntungan kepada jaringan atau orang yang berada diatasnya sehingga keuntungannya jatuh pada jaringan diatasanya tetapi terdapat rasa sesak terhadap pembeli obat tersebut karena harga obat yang menjadi mahal.
   
Sebaiknya biaya obat dapat lebih ditekan. Hal tersebut sebaiknya dilakukan mengingat kepentingan social dan demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Perusahaan asuransi memiliki peran penting untuk menekan pembiayaan obat bagi rakyat Indonesia. Sehingga peran perusahaan asuransi sebaiknya lebih ditingkatkan. Selain itu Jamkesmas yang berupa asuransi diberikan kepada masyarakat miskin sebaiknya anggarannya ditingkatkan. Pemerintah dalam hal ini sebaiknya dapat lebih membantu dalam penekanan pembiayaan obat. Misalnya saja penambahan anggaran untuk pembiayaan pembuatan obat generic agar obat jenis ini dapat beredar luas dipasaran. Semua itu dilakukan agar masyarakat Indonesia yang sakit dapat membeli obat dengan harga yang tidak melambung tinggi dan derajat kesehatan masyarakat Indonesia akan meningkat.